Hey... pagi tanggal 6
Januari 2012… mungkin menjadi pagi dimana aku bangun sangat awal di awal tahun
2012 ini, tidak masalah
bagiku hanya dapat tidur + 1 jam di kamar mu… sebelumnya, saat aku menemani mu untuk berpamitan dengan
keluarga ku adalah waktu yang aku benci… karena aku harus menyiapkan diri kalau
kamu melakukan hal sama untukku… saat kamu bicara kalau ini seperti mimpi dan
aku berusaha untuk menyakinkanmu kalau sekarang atau esok sama saja karena kamu
juga harus pergi ke sana… Aku tidak hanya berusaha untuk meyakinkan dirimu
saja, tetapi aku juga sedang meyakinkan diriku…
Dalam perjalanananku
menuju bandara, dag dig dug rasanya… hawa dingin dan perasaan campur aduk yang
ku rasa menambah jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya… Jam di depan ku
menunjukkan pukul 5.25. Setelah selesai check
in, kamu menemui ku dan mela, lalu kamu bilang “aku boarding jam 5.55” dan
aku sempat bilang “oh… masi setengah jam lagi” itu rasanya cepet banget.. dan
mulai saat itu juga perutku bergejolak…ahahahah…mungkin karena dag dig dug
jadinya menjalar ke kontraksi perut...hohoho
Yaaaa… waktu
perpisahan datang juga... saat kamu memeluk mela, aku berusaha untuk mengembangkan
senyumku sampe mela bilang “senyum-senyum aja lu, yas” dan aku cuma bisa
membalas dengan senyuman… saat ku bilang “kalau kamu nangis, nanti aku jadi
ikutan nangis” sebenarnya aku sedang berusaha terus tersenyum untuk mu karena
aku hanya mau memberikan senyuman untuk mu bukan tangisan perpisahan. Aku juga
gak akan tahan kalau kamu menangis dan bersedih di depan ku karena itu akan
membuat aku semakin berat melepas kamu. Walaupun tidak aku ucapkan, aku sangat
sangat tidak siap dan berat hati untuk melepas kamu. Saat memeluk kamu, itu
adalah waktu yang menyadarkan aku bahwa kita akan berpisah raga. Rasanya, aku tak
ingin melepas pelukanmu. Melihat kamu masuk buat boarding, hatiku tambah bergejolak. Ya disinilah awal waktuku tanpa
kamu di dekatku setelah kurang lebih 4 tahun kita bersama.
Perpisahan tidak bisa dihindari karena kita pernah berjumpa dalam bahagia dan duka. Hari ini kita sama-sama terluka karena perpisahan. Di saat inilah juga, kita semakin erat dan selalu terikat. Walaupun raga kita melangkah jauh, tapi hati ku dan hati mu makin mendekat. Sedihnya sudah cukup sampai di sini saja karena bahagia telah menjemput kita. Kenangan yang telah kita ciptakan menjadi benih-benih asa yang akan kita wujudkan. Sampai kapanpun, aku, kamu, dan kenangan yang tercipta tidak akan terganti.
Kita tidak harus selalu bersama, kan? Kita harus melanjutkan langkah bukan berhenti di sini, tapi ke tempat yang siap kita tapaki. Kita akan menemukan suasana baru, bukan di sini, tapi di sana. Tempat dimana kita akan melangkah. Air mata yang menderai hari ini biarlah menjadi pengganti kata yang tidak bisa diungkapkan. Tersenyumlah… biarkan senyuman yang mengantar kita menuju bahagia. Jarak bukan apa-apa untuk memisahkan kita karena kamu harus ingat bahwa hati kita sudah dekat. Nanti kita bertemu lagi ya, saat mimpi mu dan mimpi ku telah berubah wujud menjadi kenyataan.
Aku belum mengatakan ini
(persahabatan kita tidak akan luntur karena jarak”) kan??? Aku hanya takut
merasa sendiri, yas. Biasanya kamu yang ngajak “makan soto yuk, yas” “jalan yuk,
yas” atau apalah ajakan-ajakan mu yang lainnya. Aku di sini akan baik-baik saja
dan kamu juga harus baik-baik saja... Aku menulis ini untuk membuatku berhenti terisak-isak karena ingat pelukan
terakhir di bandara…
Tambahan buat mela:
Mel… lo yang masih
sama gw di sini… jangan pernah biarkan gw merasa sendiri ya… :) Gw yakin lo juga gak akan membiarkan itu
terjadi. Lo juga jangan pernah merasa sendiri ya. Nge-es krim yuk, Mel!!!
Love you, yas…Love
you, mel… Kita akan sukses menjemput impian… :)
(Ayun - me - Mela)
Senyuuuuummmman yang menguatkan kita.... :)
No comments:
Post a Comment