Entah apa rasanya meninggalkan tempat di mana
aku dibesarkan. Di situlah, tempat yang ku tinggali selama 18 tahun tepat
berada di pinggiran timur Jakarta. Bukan hanya sekedar tentang sebuah rumah
yang ku tinggalkan, tetapi juga mozaik-mozaik kenangan yang membentuk aku
seperti sekarang ini.
Perasaan yang berkecamuk mulai muncul saat
bapak dan ibu mengutarakan rencana untuk pindah ke Kota Semarang, setelah bapak
pensiun. Sebenarnya Kota Semarang bukan kota yang asing bagi kami sekeluarga
karena memang keluarga besar kami tinggal di Semarang. Mungkin alasan itu yang
yang menjadi latar belakang untuk menetap di Semarang. Selain itu, aku juga
sudah tinggal di kota ini selama 4 tahun lebih sedangkan kedua adikku juga
kuliah dan sekolah di kota ini. Hanya saja masih ada hal-hal yang membuatku
tidak rela untuk meninggalkan Bekasi dan harus menetap di Semarang. Tentu saja
aku harus meninggalkan jejak-jejak kehidupan ku di Bekasi. Perasaan takut dan
khawatir selalu ada di pikiranku. Entah aku bakal kehilangan sahabat dan
teman-temanku atau apalah namanya, aku merasa tidak siap untuk itu. Apalagi
setelah lulus kuliah, sahabat-sahabatku kembali ke daerah asal mereka makin
membuat perasaanku khawatir kalau aku akan sendiri.
Aku rindu suasana di tempat aku dibesarkan. Yaa
rasa rindu memang tidak bisa dihindari. Tapi aku percaya bahwa Tuhan telah
menggariskan kehidupan untuk aku dan keluarga ku. Di kota ini, aku dan
keluargaku harus memulainya dari NOL. Mau tidak mau aku harus menerimanya
dengan ikhlas atau dengan kata lain aku harus legawa. Aku yakin semuanya akan menjadi mudah dengan berbesar hati...
-tnf-
i just want to rememorize
taken from here
-tnf-
i just want to rememorize
No comments:
Post a Comment