Monday, September 5, 2011

Aku dan Kamu... Kita...



(gambar diambil dari www.isnuansa.com)




biarkan aku bercerita tentang kamu...
kamu yang ku sebut "teman yang berproses"
kamu yang telah menjadikan aku diriku sendiri
hingga dengan bangga aku berani berkata "Inilah Aku"
kamu menjadi dorongan saat ku berhenti
kamu menjadi sepatah kata saat aku kesepian
kamu menjadi petunjuk jalan saat aku tersesat
kamu menjadi penuntun saat aku terseok dalam gundah
kamu menjadi senyuman sabar saat aku berduka
kamu menjadi lagu gembira saat aku bahagia


kamu...kamu...kamu...
kamu yang siap menghentikanku saat aku meluncur jatuh,
walau terkadang aku malah menjerumuskanmu
kamu yang siap mendengar saat aku ingin mengatakan sesuatu,
walau aku terkadang menutup telingaku
kamu yang siap mengulurkan tangan saat aku butuh pertolongan,
walau aku terkadang mengepalkan tanganku
kamu yang peduli dengan masalahku,
walau aku terkadang tidak peduli
kamu yang ............................................
walau aku terkadang ................................


aku dan kamu..ya kita..dengan bangga aku menyebut "kita"
kita yang hebat..kita yang datang ke tempat yang sama dengan mimpi
kita yang telah menciptakan "kotak"
kotak yang kita isi berbagai amunisi
dari mulai yang tak berarti hingga mimpi yang membangkitkan asa


seperti kata pepatah
ini bukan akhir, tapi permulaan
permulaan yang akan terus berada di awal tanpa tahu akhirnya
kita tidak akan sadar akan mengakhiri waktu kebersamaan kita
kita juga tidak bisa untuk berkata janganlah berganti dan tetap seperti ini
karena kita yang masih berproses untuk menemukan jati diri masing-masing
mungkin inilah alasan kenapa aku menggunakan kata "teman yang berproses"


ini bukan kesedihan, tapi bagian dari kebahagian kita kelak
sekali lagi aku katakan
kita tidak akan dengan sadar akan mengakhiri waktu kita
kita juga tidak bisa untuk berkata janganlah berganti dan tetap seperti ini
kita yang harus masih melalui fase untuk menunjukkan diri kita masing-masing


aku dan kamu akan pergi dengan langkah baru
langkah yang memantapkan aku dan kamu menjadi sosok
menemui orang-orang baru yang lebih seru
menemui hal-hal penting yang berguna bagi proses hidup kita
walau jarak tepat berada di depan mata
tapi kenangan yang tercipta karena keberadaan kita
tetap tersimpan dalam kotak hati kita masing-masing
yang bisa kita buka untuk sekedar mengobati rasa rindu


yaa...aku dan kamu hanya bisa saling mendoakan
entah kapan Tuhan akan mempertemukan kita lagi
di saat itu, aku dan kamu telah menjadi seseorang
aku dan kamu...ya KITA




* ku persembahkan untuk sahabat-sahabat ku di mana pun berada

Friday, September 2, 2011

Jatuh dan Tertawa









Duduk di depan rumah pas sore hari emang keliatan kurang kerjaan.. Cuma ngeliatin anak-anak tetangga sedang main buatku menjadi suatu kegiatan yang cukup menghibur.. Mulai dari yang dorong-dorongan, kejar-kejaran, sepedaan, adu argumen pokoknya main ala anak kecil banget deh, tapi tiba-tiba terdengar BRAAAAAAAAAAKKK..!!!! ternyata salah satu anak yang sedang main sepeda terjatuh karena didorong temannya. Anak yang lain tertawa sambil mengejek. Ahh aku kira anak itu akan menangis, ternyata dia bangun dan tertawa terbahak-bahak, kemudian mengambil sepedanya kembali tanpa menghiraukan ejekan temannya.


Huhh…Saat itu, aku jadi berpikir sesuatu.. Masalah yang datang akhir-akhir ini cukup membuat aku ngedrop banget.. Dengan sengaja aku berusaha menghindarinya atau terkadang cuma bisa menangis, meratapi nasib, dan menyalahkan orang lain kenapa bisa terjadi hal yang di luar dugaan. Setiap ada masalah aku selalu cerita ke sahabatku untuk mendapatkan penghiburan. Dia selalu menghibur dan menguatkan aku. Tapi apa yang dia katakan untuk menguatkan aku terkadang hanya sia-sia dan terdengar basa-basi (pikiran jelek ini namanya…hehehe…maaf ya). Tapi aku sadar, apa yang dikatakan sahabatku itu sebenarnya bukan basa-basi jika aku sendiri berusaha untuk bangun. Jika aku jatuh karena suatu masalah dan aku tidak berbuat apa-apa, aku sangat bodoh saat itu. Apa yang kemudian yang aku lakukan?? Menangis meratapi nasib dan hanya berusaha menyalahkan orang lain, aku tidak akan bisa bangkit kembali. Yaaa,,,saatnya aku bangkit dan “menertawakan” hal tersebut untuk membuatnya menjadi pembelajaran di kemudian hari.. Menangis kemudian tertawa menjadi obat yang ampuh untuk bangkit kembali… 


 Jadii inget quote ini….
"Pain is inevitable but suffering is optional" - Dalai Lama





Mozaik yang tertinggal . . .

Tempat ku dibesarkan di situlah kampung halamanku,,,

Entah apa rasanya meninggalkan tempat di mana aku dibesarkan. Di situlah, tempat yang ku tinggali selama 18 tahun tepat berada di pinggiran timur Jakarta. Bukan hanya sekedar tentang sebuah rumah yang ku tinggalkan, tetapi juga mozaik-mozaik kenangan yang membentuk aku seperti sekarang ini.

Perasaan yang berkecamuk mulai muncul saat bapak dan ibu mengutarakan rencana untuk pindah ke Kota Semarang, setelah bapak pensiun. Sebenarnya Kota Semarang bukan kota yang asing bagi kami sekeluarga karena memang keluarga besar kami tinggal di Semarang. Mungkin alasan itu yang yang menjadi latar belakang untuk menetap di Semarang. Selain itu, aku juga sudah tinggal di kota ini selama 4 tahun lebih sedangkan kedua adikku juga kuliah dan sekolah di kota ini. Hanya saja masih ada hal-hal yang membuatku tidak rela untuk meninggalkan Bekasi dan harus menetap di Semarang. Tentu saja aku harus meninggalkan jejak-jejak kehidupan ku di Bekasi. Perasaan takut dan khawatir selalu ada di pikiranku. Entah aku bakal kehilangan sahabat dan teman-temanku atau apalah namanya, aku merasa tidak siap untuk itu. Apalagi setelah lulus kuliah, sahabat-sahabatku kembali ke daerah asal mereka makin membuat perasaanku khawatir kalau aku akan sendiri.

Aku rindu suasana di tempat aku dibesarkan. Yaa rasa rindu memang tidak bisa dihindari. Tapi aku percaya bahwa Tuhan telah menggariskan kehidupan untuk aku dan keluarga ku. Di kota ini, aku dan keluargaku harus memulainya dari NOL. Mau tidak mau aku harus menerimanya dengan ikhlas atau dengan kata lain aku harus legawa. Aku yakin semuanya akan menjadi mudah dengan berbesar hati... 




taken from here


-tnf-
i just want to rememorize